Kamis, 22 Desember 2011

Saran Pengaturan Keuangan Sebelum Menikah

Kebanyakan anak2 muda gak mau denger soal saran keuangan dalam pernikahan karena dianggap tabu atau takut pasangannya tersinggung makanya diabaikan dan berharap nanti setelah nikah bisa saling musyahwarah untuk menyelesaikan masalah. Kalo gak ? Gampang…..cerai aja kan ? Terusin aja begitu….

Dibawah ini ada beberapa saran yg seharusnya patut dilakukan:


1) Buat rekening terpisah untuk pribadi masing2 dan satu rekening bersama untuk rumah tangga:

Nikah bukan berarti otomatis dompet juga jadi satu? Masing2 harus masih punya rekening pribadi dan satu rekening rumah tangga yang dimana tanda tangannya bisa dibuat salah satu dan bukan barengan. Ini mirip buka PT bersama. Pendapatan istri atau suami masuk dulu ke rekening pribadinya dan nanti negosiasi berapa kebutuhan rumah tangga dan berapa yang seharusnya dimasukkan ke rekening bersama. Masing2 menghormati keuangan pribadi pasangannya dan pilih untuk tidak ikut campur berapa istri atau suami berpenghasilan yang penting adalah rekening bersama itu harus bisa mencukupi kebutuhan keluarga secara masuk akal.

Bagi mereka yang pengusaha atau anak orang kaya ada baiknya untuk membuat perjanjian pra nikah yang mengatur pemisahan harta setelah nikah. Ini juga berlaku untuk hutang. Jadi pada saat terjadi hal yang tidak diinginkan misalkan pasangannya bangkrut maka tidak otomatis pasangan lainnya akan terbebani. Namun banyak yang tersinggung dikira mentang2 miskin atau kalah kaya makanya dibuat perjanjian ini. Tekankan lebih ke proteksi bersama dan tidak ada klausula yang mengatakan bahwa dilarang memberi nafkah ke pasangannya.


Dengan perjanjian pra nikah ini jika ingin menjual aset seperti tanah, rumah atau lainnya maka tidak dibutuhkan persetujuan dari pasangannya. Tanpa pra nikah maka si suami atau istri harus tanda tangan setuju di notaris walaupun bukan dia yang beli. Biasanya terjadi “pemerasan” kalao di kemudian hari tidak setuju tanda tangan jika tidak dipenuhi keinginan tertentu. Sudah terlambat kalo sudah sampai situasi seperti itu.

Di dalam perjanjian pra nikah juag sudah bisa diatur dalam hal perceraian Penyelesaian hartanya bagaimana dan anak ikut siapa. Jika tidak sesuai nanti setelah nikah masih bisa diganti perjanjiannya.


2) Buat catatan pengeluaran keuangan rumah tangga:

Ini gunanya untuk kejelasan penggunaan dana rumah tangga. Jadi misalnya dari beli perabot sampai kebutuhan lainnya yang ada hubungannya dengan rumah tangga maka bisa diambail dari dana rekening bersama. Nah pada saat egoisme masing2 muncul misalnya si suami mau beli sepeda yang harganya 30 juta tapi dia gunakan dari rek sendiri dan juga telah menyetorkan kewajibannya ke dalam rekening bersama ini tidak masalah dong ? Juga sebaliknya si istri beli tas merk harganya 400 jutaan tapi karena dia anak orang kaya dan emang seneng barang gituan dan juga gak ambil dari rekening bersama, ya silakan aja? Uang dia sendiri kan?

3) Diskusikan tentang soal keuangan bersama secara rutin:

Diskusi ini berfungsi untuk membahas keuangan bersama yang berkaintan dengan rekening bersama itu. Jadi anggap bener2 seperti perusahaan bersama kemana kita mau pergi ? Apa rencana ke depan ? Jangan pikirin masih ada berapa uang di dompet pribadi pasangannya masing2 ? Negosiasi berapa yg bisa ditambah dari pasangan untuk mencapai tujuan ? dari sini nanti bisa ketahuan juga apakah si pasangan ada kebutuhan lainnya lagi selain rumah tangga ini ? gak melulu selingkuh tapi kadang kan masih ada yang harus menafkahi orang tua masing2 dan saudara2nya….



4) Cadangkan paling tidak 10% dari pendapatan bersama:

Kadang kita sering bilang gak ada uang karena emang gak pernah nabung ? Pikirannya kalo perlu yah colek aja kanan kiri pake jurus kumaha engkeh kan ? mana gua tau ? dsb? Dana penyisihan ini paling gak bisa digunakan untuk keperluan darurat, kalo gak dipake invest balik untuk kebutuhan pensiun hari tua. Jadi nanti pat pat gulipat uang bertambah terus bukan dipake yang gak penting. Ini masih dalam konteks rekening bersama yah….pribadi masih mau ada egoisme beli sendiri itu beda lagi.

Tujuan tabungan ini juga untuk meningkatkan taraf gaya hidup. Tadinya Cuma rumah petak gak ada tingkat 50 M2 eh tau2nya bisa beli rumah 300M2 dengan 2 tingkat. Artinya kan ada kemajuan ? atau sebaliknya pas lagi apes butuh dana besar paling gak kan uang nilainya bertambah dan bisa tutup biaya tidak terduga itu.

Gua pribadi saranin beli lah emas batangan untuk investasi jangka panjang. Gak bakalan turun deh. Beli semampunya dan iklhasin paling gak 10 tahun ke depan gak butuh dana itu. Tapi ingat, emas batangan beneran bukan perhiasan yah…. …beli dari logam mulia di antam. Jangan tergiur harga miring karena orang awam gak ngerti apakah emasnya asli atau gak kalo mau beli dari pihak gak jelas. Mahalan dikit gak papa yg penting asli dan terjamin.



5) Kebijakan soal hutang:

Buat rencana dan juga jalankan kapan bisa lunas hutang ? Terapkan dari awal bahwa hutang pribadi setelah nikah tetap menjadi hutang pribadi bukan dibebanin ke pasangannya. Apalagi harus tanggung hutang keluarga pasangannya ? paling banyak nih di Indo gua liat….kalo nikah dianggep nikah sama keluarganya juga makanya kenapa banyak cari anak orang kaya melulu.

Soal hutang ini utama dan disesuaikan juga dengan gaya hidup. Makanya jangan belagu kalo emang gak ada uang gak perlu pesta2 atau beli mobil mewah.



6) Usahakan hidup tanpa hutang:

Kadang kita males tunggu untuk punya uang baru bisa beli LED, BB, mobil, motor atau lainnya tapi mau ngutang. Yang namanya hutang kita padahal belinya lebih mahal. Coba hitung kalo mau kredit motor dibading beli tunai? Berapa selisihnya?


7) Jangan rahasiakan soal keuangan yang besar:

Jangan mentang2 udah ada pra nikah dan rekening terpisah eh gak taunya secara pribadi diluar ambil hutang gila2an apakah hanya karena gak berani bilang ke pasangan gak mampu untuk bayar ke rekening bersama makanya nombokin sendiri. Ini malah jadi boomerang bukannya bagus malah jadi bubar beneran nikahnya.

Kalo ada apa itu harus ngomong! Kan udah bersama?

Juga kebalikannya. Pas beneran dapat proyek besar apakah istri atau suaminya yah kalo emang gak mau dibagi semua kan udah ada rekening pribadi dan kesepakatan rekening bersama ? tetep aja setoran gak naik tapi si pasangan yg punya uang lebih kan tetep tidak terbebani karena udah nikah dan punya lebih banyak kendali secara finansial.


Nah sementara ini dulu kalo ada yg mau tambahin yah silakan.

Ini bukan teori dan sudah dijalankan dan berfungsi dengan baik. Gua sendiri kurang lebih begini konsepnya.

Semoga bermanfaat deh.













sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6301531

0 komentar:

Posting Komentar