Sabtu, 24 Desember 2011

Dodol Kentang, Oleh-oleh Khas Kerinci

Kerinci - Bagi Anda yang menikmati liburan ke Kerinci, entah mungkin mendaki gunung, atau hanya berwisata ke kebun teh di kaki Gunung Kerinci, jangan lupa membawa oleh-oleh dodol kentang dari daerah ini. Kentang yang menjadi bahan baku dodol ini tumbuh subur di lereng Gunung Kerinci.


Rasa dodol dari kentang ini juga tidak mengecewakan. Berasa lembut, manis, tetapi tidak terlalu kenyal karena terbuat dari kentang pilihan dari varietas granola yang mempunyai tekstur lembut.

Dodol kentang Kerinci bisa didapatkan di Jalan Raya Lubuk Nagodang, sekitar 27 kilometer dari Kota Sungai Penuh, Ibu Kota Kabupaten Kerinci atau sekitar 25 kilometer dari Perkebunan teh Kayu Aro di Gunung Kerinci. Jalan raya ini penghubung antara Kerinci yang terletak di Provinsi Jambi dengan Sumatera Barat.


Di sepanjang jalan raya ini belasan rumah membuka gerai yang menjual dodol kentang. Di sini bisa ditemukan dodol kentang aneka rasa karena dicampur dengan bahan lain. Hasilnya ada dodol kentang rasa pandan, durian, stroberi, gula aren, terung belanda, kacang merah, hingga ubi jalar ungu.

Dodol itu dibungkus kertas minyak warna-warni, dan dikemas dalam kemasan plastik transparan. Harga per kantong mulai Rp 3.500 hingga Rp 15.000. Dodol ini tahan hingga satu bulan dan dibuat tanpa bahan pengawet.

Fitriani, salah satu penjual dodol memproduksi dodol di dapur tepat di belakang rumahnya. Bahan baku yang dipakai adalah kentang, kelapa, gula, terigu, dan bahan lain, seperti terung belanda.

Setiap pagi Fitriani memproduksi 60 kilogram kentang super jenis granola berukuran besar yang direbus di atas tungku dengan kayu bakar. Selanjutnya kentang yang sudah dihaluskan itu dicampur bahan dodol lainnya dengan komposisi yang sama, lalu dimasak di atas kayu bakar.

Dodol yang sudah jadi dicetak dengan cara diratakan di atas nampan kayu yang lebar, lalu dipotong dan dijemur. Seterusnya dodol dibungkus dengan kertas minyak dan dikemas dalam bungkus plastik bening.

Untuk menjaga rasa dodol kentangnya tetap enak, Fitriani berusaha menjaga mutu dengan membuat dodol dari kentang terbaik, menggunakan gula asli, serta tidak memakai pemanis dan pengawet.

“Kalau harga kentang sedang mahal, saya tetap dibeli kentang yang super, saya tidak tergoda membeli kentang rusak yang terkena cangkul walau lebih murah, karena ini nanti mempengaruhi mutu dodol,” katanya.

Fitriani menambahkan, walaupun dodol kentang dari Lubuk Nagodang sudah banyak yang dijual di toko-toko di Sungai Penuh serta tempat wisata di Kayu Aro hingga ke Padang, namun tetap banyak pembeli yang datang langsung ke Lubuk Nagodang karena tempat itu tepat berada di jalan lintas provinsi. "Pembeli sering masuk ke dapur untuk melihat proses pembuatannya," katanya.

Dari bisnis dodol kentang ini, Fitriani mengaku bisa mendapat penghasilan yang lumayan. Saat hari-hari biasa, omzetnya berkisar Rp 400-500 ribu per hari dan saat menjelang Lebaran, omzetnya mencapai Rp 4 juta per hari.

“Dodol kentang ini selalu membuat ketagihan, beda dengan dodol jenis lain yang manis dan lengket, dodol kentang rasanya lebih ringan, saya beli setiap ke Kerinci, apalagi ini juga menjadi oleh-oleh khas Kerinci,” katanya.

Dodol kentang sebenarnya bukan makanan khas Kerinci. Namun, berkat campur tangan pemerintah melalui dinas perindustrian setempat, pada akhir 1990-an dodol kentang menjadi primadona makanan ringan yang dijadikan makanan khas Kerinci. Apalagi kentang tumbuh subur di Kayu Aro di lereng Gunung Kerinci. 
















sumber: http://www.tempo.co/read/news/2011/12/23/201373473/Dodol-Kentang-Oleh-oleh-Khas-Kerinci 
sumber: http://www.google.co.id/search?q=dodol+kentang&btnG=Search&tbm=isch&hl=en&source=hp&biw=1366&bih=612&gbv=2&gs_sm=e&gs_upl=10l6800l0l7038l21l20l0l16l0l2l372l1041l0.2.0.2l4l0

0 komentar:

Posting Komentar